Sensasi Cokelat Frozen Brownies
VARIASI dan ragam brownies tumbuh subur di Kota Bandung.Namun, pernahkah Anda mencicipi brownies yang diproses menjadi frozen meals? Coba saja rasakan Koedelos Frozen Brownies. Sensasinya begitu menggoda, layaknya es krim cokelat.
Koedelos Frozen Brownies (fronies) ini dibalut dengan krim bercita rasa manis yang sesuai. Selain itu, fronies Koedelos besutan Adel memiliki dua varian rasa yang menggugah selera. Pencinta cokelat akan dimanjakan dengan fronies yang fresh from the freezer dalam rasa cheese dan dark choco. Hasil kreativitas Adel baru dipasarkan dalam dua jenis ukuran dan harga yang berbeda.
Untuk menikmati jenis bar dengan berat 60 gram,harganya dipatok Rp7.000.Sementara untuk satu loyang kecil berukuran 300 gram dibanderol Rp25.000. “Sejauh ini pemasaran sudah sampai empat kota, yakni Cimahi, Jakarta, Balikpapan, dan Tanjung Pinang,” kata Adel, salah satu pemilik Koedelos Frozen Brownies. Nama Koedelos berasal dari kependekan kalimat ”kumpulan orang energik dan eksentrik lagi optimis sukses”.
Nama tersebut diciptakan oleh Adel dan rekannya, Ririn.Nama itu didapat karena mereka berdua sama-sama penyiar energik dan eksentrik di sebuah radio swasta di Kota Bandung. Di mata Adel, bisnis industri kreatif memang harus inovatif dan kreatif. Makanya, dia pun harus berani menggadang-gadang label pribadinya dengan kunci unik dan menjaga kualitas. Dengan demikian, namanya akan mudah dikenal luas.
“Selain namanya yang terdengar asing tapi asyik, makanan ini tentu menghadirkan cita rasa unik yang berasal dari adonan fronies,” kata Adel. Bahan untuk membuat fronies tidaklah sulit didapat. Proses pembuatannya pun sama seperti browniesp ada umumnya. Hanya, imbuh Adel, membuat kudapan satu ini harus diiringi suasana hati yang gembira.Malah, Adel semakin percaya diri menebar tagline produknya dengan kalimat “let’s your mind taste it”.
Makna filosofinya, mencicipi camilan yang satu ini akan memengaruhi pikiran menjadi bahagia. Sesuai dengan rasa cokelat yang diyakini bisa memberi kebahagiaan kepada setiap orang yang menyantapnya, maka cokelat pada fronies juga dapat membuat mood konsumennya menjadi lebih baik dan bahagia. “Ketika membuatnya dilakukan dengan hati senang, penuh nada, dan cinta, pastilah orang yang memakannya akan terbawa ke dalam suasana bahagia,” kata Ririn.
Seiring perkembangannya, bisnis ini telah berhasil mengumpulkan pundi-pundi pendapatan yang cukup besar, berkisar antara Rp20 juta–50 juta per bulan. Namun, baik Adel maupun Ririn belum puas atas pencapaian tersebut. Di masa mendatang, mereka bakal memperdalam inovasi dan kreativitas produk yang dimiliki.
Adapun kunci utama yang dijadikan pijakan, tak lain mempertahankan diferensiasi produk tersebut. Menurut Adel, bisnis Koedelos Frozen Brownies berawal ketika dia membuat kue. Namun, saat membuat racikan brownies panggangnya salah takar. Untuk menyiasati, Adel iseng memasukkan kue tersebut ke dalam freezer. Tak disangka,saat dicoba, makanan ini rasanya menjadi sangat lezat.
“Saya pun tak menyangka hasilnya bisa sangat enak. Ternyata, froniesyang mengandung es terasa lebih kenyal dan cokelatnya sangat kuat,” kata Adel. Lewat inovasi inilah Adel menekuni bisnis makanan tersebut dengan serius. Penyebaran informasinya melalui situs jejaring sosial.Langkah ini sekarang menjadi strategi pemasaran yang jitu dengan sasaran yang variatif.
(tty)
Untuk menikmati jenis bar dengan berat 60 gram,harganya dipatok Rp7.000.Sementara untuk satu loyang kecil berukuran 300 gram dibanderol Rp25.000. “Sejauh ini pemasaran sudah sampai empat kota, yakni Cimahi, Jakarta, Balikpapan, dan Tanjung Pinang,” kata Adel, salah satu pemilik Koedelos Frozen Brownies. Nama Koedelos berasal dari kependekan kalimat ”kumpulan orang energik dan eksentrik lagi optimis sukses”.
Nama tersebut diciptakan oleh Adel dan rekannya, Ririn.Nama itu didapat karena mereka berdua sama-sama penyiar energik dan eksentrik di sebuah radio swasta di Kota Bandung. Di mata Adel, bisnis industri kreatif memang harus inovatif dan kreatif. Makanya, dia pun harus berani menggadang-gadang label pribadinya dengan kunci unik dan menjaga kualitas. Dengan demikian, namanya akan mudah dikenal luas.
“Selain namanya yang terdengar asing tapi asyik, makanan ini tentu menghadirkan cita rasa unik yang berasal dari adonan fronies,” kata Adel. Bahan untuk membuat fronies tidaklah sulit didapat. Proses pembuatannya pun sama seperti browniesp ada umumnya. Hanya, imbuh Adel, membuat kudapan satu ini harus diiringi suasana hati yang gembira.Malah, Adel semakin percaya diri menebar tagline produknya dengan kalimat “let’s your mind taste it”.
Makna filosofinya, mencicipi camilan yang satu ini akan memengaruhi pikiran menjadi bahagia. Sesuai dengan rasa cokelat yang diyakini bisa memberi kebahagiaan kepada setiap orang yang menyantapnya, maka cokelat pada fronies juga dapat membuat mood konsumennya menjadi lebih baik dan bahagia. “Ketika membuatnya dilakukan dengan hati senang, penuh nada, dan cinta, pastilah orang yang memakannya akan terbawa ke dalam suasana bahagia,” kata Ririn.
Seiring perkembangannya, bisnis ini telah berhasil mengumpulkan pundi-pundi pendapatan yang cukup besar, berkisar antara Rp20 juta–50 juta per bulan. Namun, baik Adel maupun Ririn belum puas atas pencapaian tersebut. Di masa mendatang, mereka bakal memperdalam inovasi dan kreativitas produk yang dimiliki.
Adapun kunci utama yang dijadikan pijakan, tak lain mempertahankan diferensiasi produk tersebut. Menurut Adel, bisnis Koedelos Frozen Brownies berawal ketika dia membuat kue. Namun, saat membuat racikan brownies panggangnya salah takar. Untuk menyiasati, Adel iseng memasukkan kue tersebut ke dalam freezer. Tak disangka,saat dicoba, makanan ini rasanya menjadi sangat lezat.
“Saya pun tak menyangka hasilnya bisa sangat enak. Ternyata, froniesyang mengandung es terasa lebih kenyal dan cokelatnya sangat kuat,” kata Adel. Lewat inovasi inilah Adel menekuni bisnis makanan tersebut dengan serius. Penyebaran informasinya melalui situs jejaring sosial.Langkah ini sekarang menjadi strategi pemasaran yang jitu dengan sasaran yang variatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar